Selasa, 26 Mei 2009

Mancing di Laut Lovina

Ini pengalaman saya yang paling keren, sekaligus pengalaman meancing saya yang paling jauh.. bayangkan kami naik perahu hampir 3.5 jam menuju tempat pemancingan. waktu itu september 2008 saya diajak ikut mencari ikan di tempatnya, teman saya ini nelayan di laut Lovina, Buleleng- Bali Utara. target kita disini ikan Tuna. kabarnya datang seminggu sebelum kami brangkat, teman saya nelpon dan bilang sekarang sudah musim Tuna, dan kapan saya ada waktu langsung aja datang ke tempat dia. wow ajakan yang sangat saya nati dari dulu. dan saya tidak mungkin melewatinya. hari sabtu sore saya brangkat dari denpasar ke buleleng, jaraknya hampir 3 jam dengan motor atau mobil. Sampai di sana saya disambut hangat oleh Guru " sebutan paman bagi penduduk setempat" saya memang memanggil beliau paman walau tidak ada garis keturunan, yah.. untuk akrabnya. guru ini memang sangat baik hati, beliau pekerja keras dan sangat dihormati oleh para nelayan setempatkarna pengalamannya yang sangat luas. saya sapai disana kira kira jam 07.00 malam sempat istirahat sebentar sambil ngobrol dan langsung brangakat ke laut pada malam hari jam 09.00. he he he maiak mancing... gak bole liat laut langsung aja pengen kail ikan... saya diantar oleh guru rumpon selatan (sebutan bagi nelayan setempat. red) rumpon ini adalah rumpon yang terdekat jaraknya dari kampung nelayan (30 metnit perjalanan). tapi kata guru rumpon ini juga yang paling banyak potensi ikan karangnya seperti Kerapu merah, Kerapu mutiara, Kakap merah / snaper, Badur, pogot, dll, disini ikannya besar besar (lautnya masih alami) penangkapan nelayannya juga masih sederhana. seperti kerapu merah dan mutiara saya dapat yang beratnya hampir 3 kg, kebayang gak kerapu berat 3 kg.. saya menaikannya sampai 5 menit (dasyat banget) dan guru dapat kakap merah 8 kg. kami balik jam 12 malam dan langsung tidur karna kelelahan. besoknya jam 4 dini hari kami sudah harus brangkat memancing lagi. kami melewati setiap rumpon pada pagi itu. rumpon pertama dan yang lainnya itu berjarak hampir 45 menitan, jadi sanagatlah melelahkan. tapi itu akan terbayar tuntas denagn penampilan segerombol lumba2 yang mengikuti perahu kita dan seakan menari2 di hadapan kita. ada juga ikan terbaang yang selalu mengejutkan kita dari bawah laut dan terbang seperti burung di atas air. dan sesekali saya liat ikan topek (mahi-mahi) dari atas perahu. laut disana airnya sangat jernih jadi kita bisa liat bila ada ikan besar yang kita lewati. tuhan maha besar....
sampai di rumpon ke 4 guru memperlambat laju perahunya dan siap memancing ikan kembung dan ikan tongkol untuk umpan kita nanti. dan hari itu sungguh beruntung, kami dapat umpan yang lumayan. dan kami melanjutkan perjalanan hampir 30 menit ke rumpon ke 5, dan inilah tempat kita mancing.
guru sudah mulai beraksi dengan alat tradisionalnya yaitu tali yang digulung dengan bambu berisi sebuah kail dan umpannya hanya sendok yang dibentuk sedemikian rupa diisi kail. kemudian mata sendok itu ditenggelamkan dengan sekanton pasir yang dibungkus dengan plasti kecil. sampai pada kedalam tertentu kail itu di hentak dan plasik pasir tersebut akan lepas dari kail. trus cara memancingnya sama seperti teknik jigging. kalau saya memancing beda caranya dengan guru, saya menggunakan alat pancingan saya dan ikan kembung hidup saya jadikan umpan. saya biarkan ikan itu berenang kemana pun. dan akhir 5 menit kemidian joran ato pales saya lengkung sekali dan reel nya trus berputar tanda ditarik ikan. kami bertarung hampir 15 menit sampai saya bisa maikan ikan itu ke perahu. mahi- mahi 10 kg. kedua kalinya berselang 3 menit, reel saya trus berputar tapi belum sempat saya kuasai tali sudah putus. mungkin barakuda. bisa diperkirakan dari tarikannya ikan itu besar sekali.
3 jam saya memancing disana perahu kami sudah bayang isi ikan sampai kami tidak ad tempat buat duduk lagi. tompek, mahi-mahi, tuna, marlin, tongkol bukan hanya kami saja yang panen nelayan di samping kami juga sama.
ini memang pengalaman luar biasa di hidup saya 'i am angler'